Sabtu, 23 April 2011

PULANG JAGA

Senang bertemu denganmu lagi kawan..
Pada saat yang berbeda..
Kondisi yang sudah tak serupa..

Kulitmu kini legam..
Badanmu besar..
Dan nada bicaramu sarat akan asam garam kehidupan..
Kau mengeluh..
Buramnya potret kehampaan yang kau rasa saat sedang berjaga, hampa..
Tapi sejak dulu ku tahu kau tegar!!

Kawanmu ini pun belum apa-apa..
Belum memulai asam garam kehidupannya..
Malu padamu yang masih sebelia..

Aku mendengarkanmu..
Akan ku tampung kesahmu..
Dan ku ceritakan pada kehidupan yang kini ku jalani..
Agar aku tahu diri!
Tahu di untung!

Tapi  kita masih akan bisa slalu tertawa, berbagi asa, dan mengenang masa muda kita..
Selama Tuhan masing menganggap kita ada.....

prajuritmalam




Kamis, 21 April 2011

TAK HANYA DIAM

Diamku bukan selayaknya diam
Diamku bukan tanpa alasan
Diamku hanya utntuk bersabar
Diamku hanya untuk menunggu

Saat ini Diam adalah jalan yang terbaik
Jalan satu-satunya untuk bertahan
Bertahan untuk satu, yaitu mencintaimu
Mencintaimu selamaya

Mungkin kau menganggap ku tak perduli
Mungkin kau mengira aku benci
Mungkin kau merasa ku tak seperti dulu
atau
Kau berprasangka di hatiku tidak ada lagi namamu
namun semua itu salah besar

Diam inilah cara untuk mencintaimu
karena keadaan yang membuatku seperti ini
Aku tidak mau merusak hubungan, keharmonisan dari cintamu kepada orang lain

pintaku,
Kuharap kau mengeri cintaku
Cintaku padamu takkan pernah hilang
walaupun keadaan memaksaku harus tetap DIAM

ruliindrapraja

Rabu, 20 April 2011

Pesakitan

Aku sungguh merasa berada di akhir zaman...

Aku melihat mereka,
Yang bicara,
Yang diam,
Yang bernyanyi,
Yang tertawa,
Yang menangis,
Yang Sesumbar,
Yang apatis,
Yang religius,
Yang hedonis...

Aku tak tahu ada dimana,
Ketika kukejar terang,
Lalu seketika gelap...
Pada siapa akan kupertanyakan?
Saripati kehidupan itu,
Yang banyak orang kehilangan...
Aku hanya ingin jadi manusia...
Manusia yang semanusia-manusianya...

prajuritmalam


Sabtu, 09 April 2011

DERITA RIMBA

Bruk bruk bruk…
Tak kenalkah suara itu?!
Satu, satu lagi, dan satu demi satu
Pohon kekar berjatuhan
Menit dan jam berlalu tanpa sehari
Hilang pula pohon rebah itu
Tak perlu cercai, tak perlu hakimi
Ini biasa yang ntah kapan berhenti
Hanya slogan terpampang menjamur
Rintih pohon terus terjadi
Kemana gaharu-ku, kemana eboni-ku
Ntah adakah yang peduli
Dan mereka hanya meratapi
Ratapi nasib sial tak mampu berontak
Hanya tunggu giliran chainsaw
Dan sialnya pelindung pun turut tersentuh
Masih ingatkah waktu itu
Tahun 97 yang gegap gempita
Puncak pesta berontak pohon gagah
Kembang api menyebar, kabut asap berkuasa
Derita rimba,,,,,
Ntah masih adakah yang peduli

By
Fitts Jiati